MER-C

Kepada warga Bumi Lestari
Silahkan sharingkan di sini, informasi apapun yang sekiranya bermanfaat bagi sesama warga Bumi Lestari. Kirim ke alamat email berikut : ForumBumiLestari@gmail.com

Rabu, 25 Agustus 2010

Tujuh Kecamatan di Bekasi Rawan Kejahatan, Apa Saja?

BEKASI--Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Polrestro Kota dan Kabupaten Bekasi, ada tujuh kecamatan di Bekasi yang dinilai rawan kejahatan. Kecamatan tersebut adalah kecamatan Pondok Gede dan Mustika Jaya di Kota Bekasi. Sementara di Kabupaten Bekasi adalah Kecamatan Cikarang Barat, Cikarang Selatan, Tambun Selatan, Sukatani dan Cibitung.

Kapolrestro Kota Bekasi,Kombes Imam Sugianto mengatakan dua wilayah rawan kejahatan di Kota Bekasi merupakan pusat pegadaian dan penjualan perhiasan terbesar. "Keduanya merupakan kawasan dengan perkembangan perekonomian yang pesat" ujar Imam kepada wartawan, Selasa (24/8).

Berdasarkan pemetaan itu, pihak kepolisian mencatat di Kota Bekasi terdapat 102 toko emas, 137 bank, dan 31 pegadaian dan pusatnya terdapat di Kecamatan Pondok Gede dan Medan Satria. Selain itu, daerah Kranji juga rawan tindak kejahatan. Sebagian besar kejahatan yang terjadi disertai dengan ancaman senjata tajam dan senjata api.

Sementara di Kabupaten Bekasi terdapat 43 bank, 90 toko emas, 8 pegadaian, 44 SPBU, 11 Pasar dan 125 mini market yang ada di Kabupaten Bekasi. Pusat perniagaan tersebut terdapat di lima wilayah kecamatan yang rawan kejahatan.

Pihak kepolisian melakukan pengaman lebih di beberapa titik wilayah rawan di Kota dan Kabupaten Bekasi. Selain itu keamanan ekstra juga dilakukan di beberapa tempat peristirahatan yang berada di ruas Tol Cikampek.

... Baca Lanjutannya

Minggu, 17 Januari 2010

Curhat Seorang Guru: Jangan Menyerah !

Kelas istimewa, itulah yang sering dilontarkan aku dan teman-temanku, untuk beberapa kelas di sekolah tempat aku mengajar. Sebuah kelas yang cukup gaduh, pada waktu belajar,bukan karena pada diskusi tetapi karena banyak yang berbicara sendiri, atau kelas yang sepi, bukan karena pada menyimak penjelasan teman atau guru, tetapi karena hanya sebagian murid yang masuk atau sebagian murid pada tidur. Kadang saya merasa seakan akan saya saja yang butuh kelas bukan kelas yang butuh saya.

Dari pembicaraan dengan teman-teman , dapat informasi bahwa memang banyak anak istimewa di beberapa kelas kami. Anak yang kurang beruntung secara ekonomi, atau kurang beruntung secara sosial, anak yang kurang mendapatkan pendidikan orang tua dan lingkungan, anak yang salah asuh,anak yang harus menanggung beban yang semestinya belum menjadi tanggungannya. Mungkin gurulah yang harus dapat memahami kondisi mereka. Aku berusaha mencari-cari cara, bagaimana cara membangkitkan semangat mereka. Dengan nasehat? Tentu mereka sudah banyak mendapatkan nasehat dari guru-guru. Mungkin mereka malah akan bosan mendengarkan jika diceramahi terus. Diberi sangsi, sepertinya sudah kebanyakan sangsi yang mereka terima.

Suatu hari aku mendengar lagunya D'Masiv, "Jangan menyerah", aku tertarik dengan syairnya, sepertinya cocok dengan keadaan murid-muridku. Aku bilang ke anakku yang ke tiga Safana, "Mama mau mengajak murid-murid mama menyanyi lagu ini, biar pada semangat". E, anakku mendukung, diapun memberikan selembar kertas berisi syair lagu dari ibu gurunya. Dia menyarankan lagu bu gurunya juga ikut dinyanyikan. Aku baca syairnya, aku setuju karena syairnya penuh dengan inspirasi dan cita-cita walaupun agak geli membayangkan murid-muridku menyanyikan lagu dari sekolah anakku yang masih SD.


Akhirnya jadi juga hari itu, aku mengajak murid-muridku menyanyikan lagunya D'Masiv dan lagu anakku. Alhamdulillah, mereka pada senang dan menikmati, meskipun awalnya pada geli dan heran karena aku tahu D'Masiv. Dan akupun dapat melanjutkan materi pelajaran dengan nyaman pada hari itu.
Inilah syair lagu D'Masiv, yang dapat membantu membangkitkan semangat muridku:

Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali, semua yang telah terjadi
Kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini, tak ada artinya lagi

Reff :
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik
Tuhan pastikan menunjukkan, kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah. Jangan menyerah. Jangan menyerah


Alhamdulillah. Terima kasih D'Masiv. Terima kasih anakku.

SUMBER: Blog Seorang Guru.
... Baca Lanjutannya

Senin, 11 Januari 2010

Jembatan Layang Bulak Kapal Segera Dibangun! Giliran Tambun Menyusul?

BEKASI -- Jembatan Layang Bulak Kapal di Jalan Joyo Martono, Bekasi Timur akan dibangun tahun ini. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) pun sudah menyetujui pembangunan Jembatan Layang di Bulak Kapal untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di ruas jalan tersebut.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, Agus Sofyan, mengatakan, Pemkot Bekasi telah mengajukan usulan pembangunan Jembatan Layang Bulak Kapal kepada DPU pada pertengahan 2009 lalu. Informasi yang didapat, kata dia, DPU merespons baik usulan tersebut dan telah mengalokasikan anggaran Rp 150 miliar dari APBN 2010 mendatang untuk melakukan pembangunan Jembatan Layang Bulak Kapal.

''Kami belum mengetahui kapan pelaksanaan Jembatan Layang Bulak Kapal akan dilakukan, yang jelas 2010 mendatang telah dimulai pembangunannya,'' ujarnya, Kamis (7/1)

Menurutnya, secara teknis, berapa panjang Jembatan Layang dan waktunya Pemkot Bekasi tidak mengetahui secara pasti karena pembangunan Jembatan Layang tersebut seluruhnya ditangani DPU. Namun, Jembatan Layang Bulak Kapal ini akan dibangun mulai dari Jalan Joyo Martono hingga Jalan Pahlawan, Bekasi Timur, melewati perlintasan rel kereta api Bulak Kapal yang berada tepat di sisi Taman Makam Pahlawan Bekasi.

Dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan itu, Pemkot Bekasi hanya mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan yang akan terkena proyek. Hingga saat ini, Pemkot Bekasi tengah menghitung berapa luas lahan yang akan terkena proyek tersebut serta nilai anggaran pembebasan lahan.

Agus menerangkan, pembangunan Jembatan Layang Bulak Kapal dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di simpang Bulak Kapal antara Jalan Juanda dan Jalan Joyo Martono, Bekasi Timur. Kemacetan yang terjadi di lokasi ini lebih diakibatkan volume kendaraan yang cukup padat dari arah Joyo Martono menuju Jalan Pahlawan dan sebaliknya. Belum lagi, bila di saat bersamaan melintas kereta api, kemacetan di lokasi ini semakin parah.

''Jembatan Layang ini dibangun juga untuk mengantisipasi bila proyek double double track (DDT) PT KAI terealisasi, Volume lalu lintas kereta api tentunya akan semakin padat,'' ungkapnya.

Anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi, Sudirman, mengatakan Pemkot Bekasi harus segera bersiap melakukan penghitungan luas lahan yang akan terkena proyek. Hal ini sangat penting, agar saat DPU telah siap memulai pelaksanaan pembangunan, tidak ada lagi kendala dalam pembebasan lahan dan bangunan milik masyarakat yang terkena proyek. ''Saya tidak hapal apakah alokasi anggaran untuk pembebasan lahan proyek di Bulak Kapal telah dimasukkan dalam APBD 2010,'' ujarnya.

Namun, kata dia, pembangunan Jembatan Layang Bulak Kapal sudah sangat ditunggu warga. Apalagi, rencana pembangunan itu sudah diwacanakan beberapa tahun lalu. REPUBLIKA - c14 ed: maghfiroh


Sumber: Republika.

... Baca Lanjutannya

Jumat, 18 Desember 2009

Selamat Tahun Baru 1431 H

Dari: H. Ahmad Tuhfah (Ketua RT.001/014)

Selamat Tahun Baru

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri

Sampai sekarang saya belum paham persis mengapa setiap tahun baru datang, orang-orang menyambutnya dengan suka cita. Terkadang –terutama di kota-kota besar—sambutan malah berlebihan. Sering kali dengan pesta pora gegap gempita.
Suka cita orang yang menyambut tahun baru itu apakah karena besarnya optimisme akan datangnya masa yang lebih cerah, atau merupakan luapan rasa lega dengan ditinggalkannya masa lalu yang parah? Ataukah itu hanya seperti kesukaan lumrah orang kepada setiap yang baru.

Padahal, bukankah tahun baru merupakan rambu-rambu penanda jarak mendekati batas akhir perjalanan hidup yang berarti pengurangan umur? Bagi orang yang menyadari batas akhir sejak melangkah dalam perjalanan hidup, seperti Sutardji Calzoum Bachri yang bersajak “maut menabungku/ segobang segobang”, tahun baru tentu tidak serta merta disambut dengan gembira. Tapi terlebih dulu dengan perenungan.


Apabila tahun yang lewat mencatat masukan-masukan positif bagi bekal perjalanan selanjutnya, maka sudah selayaknya tahun yang baru datang disyukuri. Namun apabila sebaliknya, tahun yang lalu memperlihatkan rapor buruk; maka kegembiraan menyambut tahun yang baru sungguh sulit dimengerti.

Sebagai hamba Allah yang diangkat sebagai khalifahNya di muka bumi, sudah sepatutnya, dalam menyambut tahun baru, kita merenungkan perjalanan hidup yang sudah kita lalui bagi melanjutkan perjalanan menjelang tempuhan yang akan. Jangan-jangan selama ini, kita terlampau sadar dengan kekhalifan kita hingga melupakan kehambaan. Atau sebaliknya terlalu sadar akan kehambaan kita lalu tidak berbuat apa-apa, hanya menunggu nasib dan lupa untuk apa kita diangkat sebagai khalifahNya.

Kadang-kadang kita menyadari kehambaan dan kekhalifahan kita, tapi kita kurang memahami apa yang harus kita lakukan sebagai hamba dan apa yang harus kita lakukan sebagai khalifahNya. Maka bisa saja terjadi hanya kita yang merasa hamba, sedangkan Tuhan sendiri tidak menganggap. Na’udzu billah. Atau kita merasa sebagai khalifah bumi, padahal saat demi saat kita merusaknya

Jangan-jangan selama ini kita malah melupakan kedua-duanya. Melupakan kehambaan dan kekhalifahan kita, karena kita melupakan Tuhan yang mengangkat kita sebagai khalifahNya. Dalam kitab suciNya, Allah berfirman kepada kaum beriman: “Walaa takuunu kalladziina nasuuLlaha fa ansaahum anfusahum; ulaa-ika humul-faasiquun” (Q. 59: 19), “Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa akan Allah lalu Allah menjadikan mereka lupa akan diri mereka sendiri; mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Orang yang lupa diri akibat lupa Allah, bagaimana bisa diharapkan ingat akan yang lain; ingat tempatnya, lingkungannya, keluarganya, saudaranya, dlsb. Orang Indonesia yang lupa diri, akan lupa negerinya, lupa bangsanya, lupa kewajibannya. Bila orang yang lupa diri ini termasuk rakyat jelata, mungkin tidak seberapa pengaruhnya terhadap kehidupan. Tapi bila dia termasuk elite, termasuk pemimpin, Anda bisa bayangkan –atau malah bisa membuktikan— sendiri betapa buruk dampak yang diakibatkannya. Bayangkan pemimpin yang lupa diri dan lupa amanah serta tanggungjawab yang dipikulnya. Bayangkan pejabat yang lupa diri dan lupa bahwa tidak semua yang ada ditangannya adalah miliknya dan bahwa dia tidak selamanya menjabat. Bayangkan orang berilmu yang lupa diri dan lupa memanfaatkan serta mengamalkan ilmunya. Bayangkan kiai yang lupa diri dan lupa maqamnya. Bayangkan …apa jadinya.

Dengan merenung, kita jadi sadar bahwa hidup di dunia ini ternyata memang sangat singkat. Kemarin baru tahun 2008, tak terasa sekarang sudah tahun 2009. Yang kemarin belum lahir, kini sudah lahir, Yang kemarin masih bersama kita, kini telah tiada. Yang kemarin belum balig sekarang sudah dewasa. Yang kemarin belum menikah, sekarang sudah punya anak. Yang kemarin …, sekarang …

Hidup di dunia ini bagaikan waktu Asar, sangat singkat. Dan perjalanan setelah itu sangat jauh. Sebelum lupa, mari kita ingat-ingat: tahun-tahun kemarin seberapa banyak kita mengumpulkan bekal dan seberapa banyak kita mensia-siakan bahkan membuang-buang bekal? Tahun ini, apakah kita akan melanjutkan pemupukan dan mengembangan perolehan positif kita bagi kepentingan kebahagiaan hakiki dan abadi kita? Ataukah kita akan terus mengulang-ulang rutinitas kesia-siaan kita; meski Tuhan bersama alamNya terus mengingatkan kita?

“Demi waktu Asar, sungguh manusia itu benar-benar dalam kerugian; kecuali mereka yang beriman, mengerjakan amal saleh, saling menasehati bagi menegakkan kebenaran dan saling menasehati untuk sabar.” (Q. 103)

Selamat Tahun Baru! Selamatlah Tahun ini!
... Baca Lanjutannya

Sabtu, 28 November 2009

Idhul Qurban Warga RT.01 RW.14



Alhamdulillah, tahun ini warga RT.01 RW.14 kembali dapat menunaikan ibadah Qurban bersama. Pertama, disamping berlatih mengikuti tauladan yang dicontohkan Nabiyullah Ibrahim dan Ismail yang selalu patuh atas yang diperintahkan Allah SWT dan ikhlas mengamalkannya. Kedua, juga untuk berlatih peduli terhadap warga sekitar terdekat yakni penduduk asli Kampung Siluman, Desa Mangunjaya, Kec. Tambun Selatan, Bekasi, yang meskipun dekat dengan pusat Ibukota Negara, namun kehidupannya serasa kurang mendapat keberpihakan yang serius dari yang berwenang. Sehingga profesi mereka yang sekedar menjadi tukang ojek, buruh rumah tangga, buruh tukang harian yang tidak menentu adalah pemandangan hari-hari bagi kita warga pendatang yang tinggal di perumahan Bumi Lestari. Momen Idhul Qurban adalah kami rasa event untuk berlatih senantiasa berempati atas kondisi eksisting tersebut. Warga sekitar tersebut juga menyambut antusias terhadap apa yang kami RT.01 RW.14 Mangunjaya Tambun lakukan. Mudah-mudahan Allah meridlo amal yang tidak seberapa ini, dan menjadikan kami tetap patuh dan ikhlas sebagaimana dicontohkan Nabiyullah Ibrahim dan Ismail.

Bagi warga RT.01 momen berkumpul seperti ini juga barang langka, jadi hal ini mengobati kerinduan kami yang lama tidak berkumpul bersama mengingat kesuibukan warga RT.01 yang luar biasa padatnya, mengingat pada umumnya adalah nyangkulnya pada di Jakarta dan sekitarnya, sehingga selalu berangkat pagi pulang malam, jarang ketemu matahari paginya Mangunjaya, Tambun, Bekasi.




















... Baca Lanjutannya
Dompet Dhuafa